KABAR TERBARU DAN TERKINI DI UHOTIMES.COM

PULUHAN MAHASISWA DARI BKLDK SULTRA MELAKUKAN AKSI MENGUTUK AHOK YANG MELECEHKAN AL QUR’AN.

UHOTIMES.COM - Puluhan masa aksi yang tergabung dalam Badan Koordinasi Lembaga Dakwah Kampus Sultra melakukan aksi di depan kampus Universitas Halu Oleo tadi sore (11/10/2016). Mereka menilai tindakan gubernur DKI Jakarta telah melecehkan salah satu surat dalam Al Qur,an. Penghinaan terhadap islam ini terus berulang seperti diketahui dalam sebuah video dari diskominfomas DKI, Ahok saat beraudensi dengan warga Kabupaten Kepulauan Seribu, kamis pekan lalu (28/9) mengatakan, sebenarnya tak masalah baginya jika warga tak memilihnya. Namun, katanya, warga yang tak memilihnya karena ketentuan Surat Al-Maidah ayat 51 berarti dibodohi.





Korlap Aksi Abdillah AL-Hasni menyatakan bahwa aksi di latar belakangi oleh salah satu ucapan Gubernur DKI Jakarta atas pelecahan Al-Qur’an. Ia juga menegaskan kepada masyarakat sesungguhnya pelecehan Al-Qur’an ini sebuah yang kemudian harus di suarahkan dan melawan karena ini adalah bagian dari kewajiban umat islam untuk membela agamanya, ungkapnya. Sedangkan dari para orator yang lain menyampaikan bahwa Al-Qur’an adalah salah satu kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT, dan semua isi yang terkandung didalam mengandung unsur kebenaran.



Hal ini Ahok dinilai anti-toleransi dengan melecehkan kitab suci umat islam, maka menyikapi hal tersebut BKLDK Sultra menyatakan :

·      Secara hukum, positif Ahok melanggar pasal 156 KUHP jo pasal 27-28 ITE tentang penistaan agama dan pencemaran nama baik agama pasal 310-311 KUHP. Tangkap dan adili!

·       Menyerukan kepada seluruh umat islam, khususnya DKI Jakarta untuk bersatu, menolak pemimpin kafir di wilayah ini. Terbukti pemimpin kafir membawa madharat yang lebih besar.

·         Pelecehan demi pelecehan sering dan sengaja dilakukan untuk ‘test in the water’. Untuk melihat apakah umat islam diam saja, atau bereaksi. Ini juga terjadi karena islam tidak ada yang menjaga, karena umat islam tidak mempunyai Negara. Negara yang ada juga bukan didedikasikan untuk menjaga islam dan umatnya.

·         Dalam islam, jika pelaku penghinaan adalah non-muslim yang menjadi ahludz-dzimmah, dia bisa dicabut dzimmmah-nya bisa juga dihukum atau diusir dari wilayah islam. Jika bukan ahluh-dzimmah, ini bisa dijadikan khilafah sebagai alasan perang terhadap Negara yang bersangkutan. Apalagi jika pelakunnya Negara, jelas khilafah tidak akan tinggal diam terhadap pelecehan ini.

·         Dengan sistem demokrasi seperti ini pelecahan terhadap islam marak dan subur. Pertama, karena rezim yang ada jelas tidak melihat agama sebagai sesuatu yang penting, apalagi harus mempertaruhkan hidup-mati. Kedua, penguasa kaum muslim saat ini, semuanya adalah boneka dan antek penjajah. Karena itu berharap kepada mereka untuk melindungi islam dan umatnya, jelas sulit. Ketiga, kalau pun mereka bertindak, faktor utamanya bukan karena pembelaan terhadap islam, tetapi karena kepentingan. Inilah yang menjadi alasan, mengapa susah berharap para rezim seperti ini.

Untuk itu mereka menyeruhkan agar kaum muslimin menyelesaikan perkara ini secara mendasar. Islam diterapkan seluruh aspek kehidupan secara murni dan konsekuen, yaitu dalam payung al khilafah rosyidah. Di dalam Negara khilafah yang menjadi standar bukan kepentingan, tetapi kedaulatan islam. Ketika islam berdaulat, tidak mungkin ada yang berani melecehkan islam, sumber islam dan simbol-simbol islam.

Reporter : Haslin
BAGIKAN

UHOTIMES.COM ADALAH MEDIA ONLINE INFORMASI KAMPUS UHO Di Kelola secara independen oleh LPM UHOFISIPers Yang Berada Di Fakultas FISIP UHO! Semua Artikel Publikasikan UHOFISIPers Redaksi

UHOTIMES.COM satu-satunya Portal Online Anak Fisip UHO
    Ayo Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

BACA JUGA BERITA YANG PALING BANYAK DI BACA DI UHOFISIPers.™