UHOTIMES.COM | Sebagai orang awam yang lahir di Desa dan dibesarkan oleh kota ini, kemacetan di jalan MT. Haryono sekitaran pasar baru sudah bukan pandangan baru lagi. Dari jaman patung suami istri dan dua orang anak masih harmonis bergandengan di tengah jalan, sampai akhirnya mereka"bubar di tengah jalan", ruas MT. Haryono memang sudah nda mampu menampung perkembangan arus kendaraan yang tinggi.Bahkan kini, ketika bundaran-bundaran sudah dihiasi pesawat-pesawat milik TNI yang kemungkinan dipiloti oleh dua anak yang dulunya mejeng di bundaran pasar baru tadi, Jalan yang menghubungkan Wua-Wua dan Anduonohu ini masih belum juga tersentuh oleh renovasi, bahkan rehabilitasi.Apa yang terjadi ?Mungkin tidak perlu dijelaskan semua warga sudah tentu pernah merasakan.
Dari arah Anduonohu, perjalanan sudah mulai mengalami guncangan sejak dari tikungan nganan penuh lubang depan bengkel Djarum Black. Melewati pangsit88, arus mulai padat layaknya antrian nosel premium di SPBU. Setelah lolos dari antrian di tengah jalan, pete-pete Andonohu seenaknya saja putar-putar haluan.
Lepas dari itu, ada lagi kendaraan yang keluar dari pasar sentral dengan seenak injak pedal gas, memotong jalan. Habis dari situ, lampu merahnya lama pula. Dari arah sebaliknya pun tidak lebih baik dari gambaran tersebut. Meminjam istilah adik-adik aktivis yang sering di pertigaan kampus berorasi dengan lantang, "Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan!".Tetapi sebagai pengkritik yang baik, tentu harus ada masukan untuk dijadikan solusi. Kalau istilah makelarnya, ada win-win solution lah.Solusi pertama, rehabilitasi tikungan MT. Haryono. Meskipunterkesan sepele, tetap saja menjengkelkan. Apalagi kalau lubangnya sering membentuk kubangan saat musim hujan. Salah injak lubang, velg motor bisa jadi korban. Untungnya belakangan sudah ada beberapa warga yang bermodalkan sekopang, tanah liat, helm riben, dan kardus menutupi lubang-lubang tersebut. Namanya juga swadaya, rehabnya ya alakadarnya.
Solusi kedua, percepatan pembangunan jembatan baru. Entah apa masalahnya, namun konon menurut cerita beberapa teman ada seekor buaya besar yang telah menelansalah satu pekerja jembatan, hingga pembangunannya dihentikan. Agak takut juga ngasih solusi untuk hal macam ini. Namun entah bagaimana, harap dipercepatlah.
Solusi ketiga. Terminal pete-pete Anduonohu. Ini juga yang sering bikin parah kemacetan. Mungkin diantara rayon pete2yang lain, sudah rayon Anduonohu yang tidak punya terminal,dan terkesan diterlantarkan di pinggiran jembatan selama ini. ada baiknya kalau slot terminal dipindahkan kembali ke dalam area pasar sentral. Sehingga ruas jalan bisa sedikit lebih lengang, sambil menunggu anggaran pelebaran.Solusi Keempat, Kendaraan dari pasar sentral dilarang nganan!.
Karena ini juga bisa jadi sumber kemacetan parah di kemudian hari, ada baiknya arus kendaraan sudah diatur sejak dini. Segala bentuk kendaraan yang keluar dari area pasar sentral bisa dialihkan menuju kampus. Hal ini tentu bisa memberikan kenyamanan bagi masing-masing pengguna jalan.Tuntaslah sudah tiga solusi dari empat masalah ruas MT. Haryono ini, (kecuali soal buaya). Saya rasa ini bisa mewakilkan perasaan baik itu mahasiswa, karyawan, pegawai, profesional, maupun tante2 dan om2 pengguna setia ruas jalan ini.
Penulis : Ramdan
0 komentar:
Posting Komentar